BUKU ANTOLOGI TOKOH-TOKOH DAN PEMIKIRAN FILSAFAT
UMUM
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
KELOMPOK 6 :
AL ROFIQ FEBRIAN ( 18081922 )
DWI DIAN ANGGRAENI ( 18081081 )
HEYDI IBRAHIM ( 18081437 )
KETUT SUWARJANE ( 18081358 )
OLIVIA DATU ( 18081492 )
SALSABILA ( 18081884 )
- IDENTITAS TOKOH
- IDENTITAS TOKOH :
·
Nama :
Immanuel Kant, dia anak keempat dari sebelas bersaudara.
·
Nama
ayah : Johann Georg Kant.
·
Pekerjaan
ayah : ahli pembuat baju zirah ( baju besi ), ahli perdagangan.
·
Nama ibu
: Anna Regina Kant, putri dari seorang pelana Skotlandia.
·
Keterangan
: Ayah Kant sempat terkenal sebagai ahli perdagangan namun pada tahun 1730-1740 perdagangan di
Konigsberg mengalami kemorosotan. Hal ini membuat Kant dan keluarganya hidup
dalam kesulitan. Ibunya meninggal saat Kant berusia 13 tahun, sedangkan ayahnya
meninggal saat Kant berusia hampir 22 tahun.
- TEMPAT, TANGGAL, TAHUN LAHIR TOKOH :
·
TTL : 22 April, 1724 ia lahir di Konigsberg, Kerajaan Prusia Timur, Jerman
- TTM : 12 Februari, 1804 pada (umur 80 tahun) di Konigsberg, Kerajaan Prusia Timur, Jerman. Di makamkan di Konigsberg Prusia Timur
- PERJALANAN PENDIDIKAN TOKOH :
Kant menempuh pendidikan dasar di Saint
George’s Hospital School. Pada usia 8 tahun Immanuel Kant memulai pendidikan formalnya di Collegium Firdericianum (1732-1740), sekolah yang berlandaskan semangat
pietisme. Di sekolah ini Kant mulai dididik
dengan disiplin sekolah yang keras. Sebagai seorang anak, Kant mulai di ajarkan untuk menghormati
pekerjaan dan kewajibannya, suatu sikap yang kelak amat di junjung tinggi
sepanjang hidupnya. Di sekolah ini pula Kant mendalami bahasa latin, bahasa yang sering dipakai
oleh kalangan terpelajar dan para ilmuwan saat itu untuk mengungkapkan pemikiranya. Setelah lulus dari
Collegium Firdericianum ini Kant melanjutkan pendidikannya ke universitas di kota kelahirannya, yaitu University of Konigsberg. Disitu ia
mempelajari tentang filosofi, matematika, dan ilmu alam disana.
- PERJALANAN KARIR TOKOH :
Untuk meneruskan pendidikannya Kant bekerja
sebagai guru privat selama 7 tahun dan pada masa itu Kant mempublikasikan
beberapa naskah yang berkaitan dengan pertanyaan ilmiah. Pada tahun 1755-1770,
Kant bekerja sebagai guru besar logika dan metafisika di Konigsberg sambil
terus mempublikasikan beberapa naskah ilmiah dengan berbagai macam topik. Gelar
profesor didapatkan Kant di Konigsberg pada tahun 1770.
- TOKOH-TOKOH YANG MEMPENGARUHI PEMIKIRAN
SANG TOKOH :
·
Professor Martin Kenutzen
Dosen dari University of Konigsberg yang mengajarinya logika dan metafisika, sehingga Kant mendapat pengaruh rasionalisme Leibniz dan
Wolff serta mendapat wawasan
yang luas tentang Fisika Newton dan Sistem Metafisika yang
berkembang masa itu.[1]
·
Leibniz dan Wolff
Tokoh dari penganut paham rasionalisme yang
mempengaruhi Kant pada periode pra-kritis dimana saat itu Kant masih menganut
paham rasionalisme mereka.
·
David
Hume
Salah satu tokoh empirisme yang beranggapan
bahwa segala pengetahuan yang seseorang dapatkan tentang dunia sepenuhnya
berasal dari indra. Didalam filsafatnya, Kant menganggap pernyataan Hume tidak
sepenuhnya benar.
·
Renee
Descrates
Salah satu tokoh rasionalis yang beranggapan
bahwa segala pengetahuan yang seseorang dapatkan mengenai dunia sepenuhnya
berasal dari akal. Didalam fisafatnya, Kant juga kurang setuju dengan pendapat
Descrates disini.
·
J.J.
Rousseau
Ia mempengaruhi Kant dalam pendapatnya tentang
mementingkan martabat manusia dan pengetahuan moralitas di atas segala
dogma-dogma ( kayakinan tertentu ) karena baginya tindakan nyata dalam hidup
ini adalah menghargai dan memperjuangkan martabat manusia yang lebih penting
dari teori atau ajaran abstrak tertentu.
- TOKOH-TOKOH YANG DIPENGARUHI OLEH
PEMIKIRAN SANG TOKOH :
Murid-murid dari Kant :
·
Karl
Reinhold
·
Jakob
Sigsmund Beck
·
Johann
Gottlieb Fichte
- KARYA-KARYA YANG PERNAH DIBUAT TOKOH :
·
Prolegomena of the Metaphysik of Morals .
·
Goundwork of the Metaphysik of Morals (1783) = dasar metafisika moral .
·
Critique of Pratical Reason (1788) = kritik terhadap alasan praktis.
·
Critique of Jugdment (1790)= kritik penghakiman.
·
Religion within the Limits of Reason Alone
(1793).
·
Metaphysik of Morals = metafisika moral.
B. HAL-HAL YANG MENARIK
DARI TOKOH
Kant
dibaptis sebagai “Emanuel” tapi kemudian mengganti namanya menjadi “Immanuel”
setelah dia belajar bahasa Ibrani. Kant dibesarkan dalam keluarga penganut
ajaran Pietist, yaitu salah satu agama di Jerman yang dianut sekte Lutheran
yang menekankan pengabdian religius, kerendahan hati, dan interpretasi (studi)
Alkitab yang ketat. Oleh karena itu Kant menerima pendidikan hukuman yang
disiplin dan ketat yang mendukung pengajaran bahasa Latin dan agama mengenai
Matematika dan Sains.
Orang
yang paling berpengaruh bagi Kant adalah ibunya. Walaupun ibunya tidak menempuh
pendidikan formal, akan tetapi ia memiliki kecerdasan alamiah yang luar biasa
yang diwariskan pada anaknya, Immanuel Kant atau Manelchen ( Manny kecil )
ibunya biasa memanggil. Kant pernah mempertimbangkan untuk menikah, akan tetapi
karena dinilai lambat dalam membuat keputusan Kant pun menerima kenyataan
pahit. Kedua calon pasangannya pergi meninggalkannya. Wanita pertama menikah
dengan pria lain, sedangkan wanita kedua pindah ke kota lain.[3]
Kant pernah mengalami kesulitan secara
finansial untuk membiayai kuliahnya setelah ayahnya meninggal. Ia lalu bekerja
sebagai guru privat untuk melanjutkan kuliahnya. Di University of Konigsberg, Kant sangat mengagumi Professor Martin Kenutzen, dosen yang
kelak mempengaruhinya, yang mengajar logika dan metafisika, sehingga Kant mendapat pengaruh rasionalisme Leibniz dan
Wolff serta mendapat wawasan yang luas tentang Fisika Newton dan Sistem Metafisika yang
berkembang masa itu.
Kant dipandang sebagai tokoh paling menonjol
dalam bidang filsafat setelah Era Yunani Kuno. Kehidupan Kant sebagai seorang
filsuf dibagi menjadi dua periode, yaitu periode Pra-kritis saat Kant masih
menganut paham rasionalisme yang dilancarkan oleh Wolff. Kedua, periode kritis
dimana Kant kemudian meninggalkan paham rasionalismenya karena dipengaruhi oleh
paham David Hume ( salah satu tokoh empirisme )[4].
Pada periode ini Kant disebut sebagai tokoh pendamai dan pemersatu kedua aliran
yang saling berseteru yaitu Rasionalisme dan Empirisme, karena bagi Kant ilmu
pengetahuan tidak akan pernah lepas dari kecenderungan baik Empirisme maupun
Rasionalisme. Kant menyebut filsafatnya dengan kritisisme untuk menolak
filsafat sebelumnya yang bersifat dogmatisme.
C. PEMIKIRAN IMMANUEL
KANT
A. FILSAFAT
KRITIS KANT ( KRITISISME )
Salah
satu pemikiran Kant yang menarik adalah Filsafat Kritis. Seperti namanya, dalam
Filsafat Kritis ini Kant mengkritik pandangan sepihak Kaum Rasionalisme dan
Kaum Empirisme yang saling bertentangan mengenai objektivitas pengetahuan.
Kant
mengadakan penelitian untuk menghindarkan diri dari pernyataan sepihak baik
dari Kaum Rasionalisme maupun Kaum Empirisme. Kaum Rasionalisme percaya bahwa
dasar seluruh pengetahuan manusia tentang dunia berasal dari dalam pikiran,
sedangkan Kaum Empirisme berpendapat lain bahwa seluruh pengetahuan manusia
tentang dunia itu berasal dari indra. Oleh karena kedua pandangan yang
berlainan itu akhirnya muncul pertanyaan
pada orang-orang seperti,
Apa
yang kita ketahui tentang dunia ?
Apakah
dunia itu persis seperti dari apa yang kita lihat ? atau
Apakah
dunia itu persis seperti apa yang kita pikirkan ?
Dari
beberapa pertanyaan-pertanyaan yang muncul Kant beranggapan bahwa kedua
pandangan yang berlainan dari Kaum Rasionalisme dan Kaum Empirisme itu tidak
sepenuhnya salah, akan tetapi juga tidak sepenuhnya benar. Kant menganggap
bahwa pembentukan konsepsi mengenai dunia adalah gabungan dari peran indra dan
akal. Ia setuju dengan anggapan Hume kalau pengetahuan tentang dunia yang
didapatkkan manusia berasal dari indra, namun bagi Kant ada sebuah pengecualian
dimana pada kondisi-kondisi tertentu pikiran manusia turut serta dalam
pembentukan konsepsi kita tentang dunia. kondisi yang dimaksud adalah kondisi
yang melibatkan waktu dan ruang ( oleh Kant disebut sebagai dua ‘bentuk
intuisi’). Kondisi ini memungkinkan seseorang mengetahui sesuatu sebelum
mengalaminya. Kedua ‘bentuk intuisi’ ini lah yang menurut Kant mempengaruhi
cara kerja pikiran dan memengaruhi cara pandang seseorang mengenai dunia.
Menurut
Kant terdapat dua unsur yang memberikan sumbangan pada pengetahuan-pengetahuan
tentang dunia, yang pertama adalah kondisi-kondisi lahiriah yang dapat
diketahui dengan menggunakan indra. Kant menyebutnya sebagai materi
pengetahuan. Lalu yang kedua adalah kondisi batiniah manusia seperti persepsi
tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam waktu dan ruang yang sejalan
dengan hukum kausalitas ( hukum sebab-akibat ). Kant menyebutnya sebagai bentuk
pengetahuan.[5]
B. ETIKA
KANT ( ETIKA DEONTOLOGIS )
Hukum
moral sebagaimana yang telah dirumuskan oleh Kant adalah sebuah ‘perintah
mutlak’ ( imperatif kategoris ). Perintah yang dimaksud adalah perintah yang
rasional yang memiliki kekuatan dan kewenangan mutlak serta berlaku bagi
seluruh masyarakat selamanya dalam semua situasi. Kant merumuskan ‘perintah
mutlak’ itu dengan mengatakan yang pertama “Bertindaklah
sesuai dengan ketentuan hukum universal” lalu yang kedua “Bertindaklah dengan cara sedemikian rupa
sehingga kamu selalu menghormati perikemanusiaan, entah kepada dirimu sendiri
maupun kepada orang lain, bukan hanya sekali-kali, melainkan selalu dan
selamanya” dan yang ketiga adalah
otonomi kehendak, “Tanpa otonomi kehendak
manusia tidak akan bisa bertindak sesuai rumusan perintah pasti yang sudah
dijabarkan itu”
Kant
mengaggap wujud dari dorongan untuk melakukan kebaikan adalah bentuk seseorang
itu untuk melaksanakan kewajibannya sesuai hukum moral yang ditaatinya.
Kewajiban bagi Kant adalah keharusan tindakan demi hormat terhadap hukum dan harus ditaati, tidak peduli apakah itu membuatnya nyaman atau tidak, senang atau tidak, dll.
Menurut Kant ada tiga kemungkinan seseorang menjalankan kewajibannya. Pertama, seseorang memenuhi kewajiban karena hal itu menguntungkan. Kedua, seseorang itu memenuhi kewajibannya karena ia terdorong dari perasaan yang ada didalam hatinya (dorongan emosional seperti rasa kasihan). Ketiga, seseorang memenuhi kewajibannya karena memang ia ingin memenuhi kewajibannya. Tindakan yang ketiga inilah yang dianggap Kant sebagai tindakan yang mencapai moralitas. Etika Kant ini disebut sebagai etika deontologis karena bersifat wajib.
Kewajiban bagi Kant adalah keharusan tindakan demi hormat terhadap hukum dan harus ditaati, tidak peduli apakah itu membuatnya nyaman atau tidak, senang atau tidak, dll.
Menurut Kant ada tiga kemungkinan seseorang menjalankan kewajibannya. Pertama, seseorang memenuhi kewajiban karena hal itu menguntungkan. Kedua, seseorang itu memenuhi kewajibannya karena ia terdorong dari perasaan yang ada didalam hatinya (dorongan emosional seperti rasa kasihan). Ketiga, seseorang memenuhi kewajibannya karena memang ia ingin memenuhi kewajibannya. Tindakan yang ketiga inilah yang dianggap Kant sebagai tindakan yang mencapai moralitas. Etika Kant ini disebut sebagai etika deontologis karena bersifat wajib.
Dalam etika
Kant, Kant membedakan dua hal antara Legalitas dan Moralitas. Legalitas adalah
pemenuhan kewajiban yang didorong oleh kepentingan sendiri atau oleh dorongan
emosional. Sedangkan Moralitas adalah Pemenuhan kewajiban yang didorong oleh
keinginan untuk memenuhi kewajiban karena adanya dorongan baik pada diri
seseorang tersebut. Moralitas menurut Kant merupakan keterlibatan (implikasi)
dari tiga Postulat antara lain Kebebasan kehendak manusia, immortalitas jiwa,
dan Eksistensi (keberadaan) Allah. Kehendak bebas manusia merupakan kenyataan
yang tidak dapat disangkal karena terimplikasi langsung dalam kesadaran moral.
Immortalitas jiwa menyatakan bahwa kebahagiaan tertinggi manusia tidak mungkin
dicapai didunia tapi di kehidupan nanti. Dan Keberadaan Allah yang menjamin
bahwa pelaksanaan kewajiban moral manusia akan merasakan ganjarannya dikemudian
hari berupa kebahagiaan sejati. Mengapa ketiganya itu disebut Kant sebagai
“Postulat” ? karena bagi Kant ketiganya menggambarkan kenyataan yang
benar-benar ada, harus diterima, dan tidak perlu dibuktikan secara teoritis,
dan Kant menganggap bahwa ini merupakan hasil penyimpulan akal budi praktis
atas moral manusia.[6]
D. RELASI PEMIKIRAN
FILSAFAT TOKOH DENGAN BUDAYA POPULER
·
PENERAPAN KONSEP ETIKA KANT DALAM ETIKA
BISNIS ISLAM
Banyak
pemikiran-pemikiran Kant yang menjadi acuan dalam berbagai hal di kehidupan
sehari-hari, salah satunya adalah dalam etika bisnis Islam. Konsep Etika Kant
yang dinyatakan dalam tiga postulat, yaitu :
a)
Kebebasan Kehendak manusia, yang artinya semua pelaku
bisnis memiliki kebebasan berkehendak dalam melaksanakan aktivitasnya terkait
dengan amanah yang dibebankannya, namun kebebasan yang dimaksud bukan kebebasan
absolut karena kebebasan absolut hanya milik Allah. Dalam kehendak bebas
manusia ini perlu adanya tanggung jawab terhadap segala hal yang telah
dilakukannya, baik dalam aktivitas bisnis maupun aktivitas yang lain untuk
mencapai tujuan. Adanya tanggung jawab ini karena adanya keyakinan terhadap
immortalitas jiwa.
b)
Immortalitas Jiwa/keabadian jiwa menyatakan bahwa
kebahagiaan tertinggi manusia tidak mungkin dicapai didunia tapi di kehidupan
nanti.
c)
Kepercayaan terhadap Eksistensi Tuhan, merupakan
puncak dari proses hidup seorang manusia di dunia yang bisa membawa pada
kebaikan moral yang menjamin bahwa pelaksanaan kewajiban moral manusia akan
merasakan ganjarannya dikemudian hari berupa kebahagiaan sejati.
Konsep Etika
Kant dengan tiga postulatnya tersebut banyak memberikan pengaruh pada pola
perilaku bisnis islam untuk tidak mencapai tujuan hanya pada kebahagiaan
duniawi saja, tetapi juga mencapai kebahagiaan yang sempurna dan hakiki berupa
Ridho Allah.[7]
·
KRITISISME KANT PADA MASYARAKAT JAWA
MODERN
Filsafaf
kritis yang disebutkan oleh Kant sebagai Kritisisme merupakan filsafat yang
menolak filsafat sebelumnya yang bersifat dogmatisme. Dogmatisme sendiri
diartikan sebagai filsafat yang mendasarkan pandangannya kepada pengertian
Allah atau substansi. Filsafat yang bersifat dogmatisme menerima
kebenaran-kebenaran asasi agama dan dasar ilmu pengetahuan begitu saja, tanpa
mempertanggungjawabkan secara kritis, dan menganggap sudah ada dengan
sendirinya.
Masyarakat
Jawa dinilai sebagai masyarakat yang masih dogmatisme. Mereka menerima kebenaran-kebenaran
begitu saja tanpa ada yang mempertanyakan dan mempertanggungjawabkan secara
kritis. Hal tersebut dikarenakan merupakan warisan yang diturunkan secara
turun-temurun ke generasi-generasi dan dianggap tabu untuk dipertanyakan.
Apabila ada yang bertanya seperti “mengapa kita tidak boleh memakan daging babi
(bagi yang muslim)?” orang jawa biasanya hanya menjawab “ora ilok” atau dalam
bahasa indonesianya adalah “tidak boleh”/”tidak baik”.
Seiring
dengan berkembangnya zaman, sekarang sebagian besar masyarakat jawa telah
beralih dari masyarakat yang ‘tradisional’ menjadi masyarakat yang lebih
‘modern’. Hal ini berimpas pada pola pemikiran masyarakat yang tadinya
dogmatisme menjadi kritisisme. Pada era globalisasi ini dimana persaingan
semakin ketat baik dalam lapangan pekerjaan, pendidikan, dan lain-lain,
masyarakat lebih dituntut untuk berpikir secara kritis. Mereka yang telah mampu
berpikir secara kritis akan maju bertahan sedangkan mereka yang masih
dilingkupi pemikiran dogmatisme akan tertinggal. Bukti dari pemikiran kritis
masyarakat jawa sekarang dapat dilihat dari kemajuan di berbagai bidang seperti
pertanian, perkebunan, pendidikan, dan lain-lain, sebagai contoh adalah
ditemukannya bahan bakar dari kotoran hewan (biogas). Hal ini muncul dari pertanyaan-pertanyaan
kritis seperti “apakah bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui dapat
digantikan oleh bahan yang lebih ramah lingkungan dan dapat diperbahurui ?”,
“apakah kotoran hewan sama sekali tidak ada gunanya?” dan sebagainya.[8]
- FILM ” THE
DARK KNIGHT ” (2008)
"The Dark Knight" menampilkan beberapa dilema pada teori Kant yang paling menarik. Batman menghadapi keputusan sulit karena ia harus memilih antara menyelamatkan cintanya, Rachel Dawes atau orang yang mungkin memiliki kemampuan untuk menjadi penyelamat sejati Gotham, Harvey Dent. Pilihannya untuk menyelamatkan Dent menetapkan serangkaian peristiwa yang menyebabkan Dent menjadi penjahat Dua Wajah yang terkenal jahat, yang bertekad membalas dendam. Tindakan ini bermoral menurut etika Kant karena niatnya adalah untuk menyelamatkan kedua karakter tersebut. Namun Batman juga bukan sosok yang sesuai untuk melengkapi etika Kant karena metodenya tidak sesuai dengan definisi moral Kant yang paling penting yaitu Imperatif Kategorif : Bertindaklah sesuai dengan ketentuan hukum universal” lalu yang kedua “Bertindaklah dengan cara sedemikian rupa sehingga kamu selalu menghormati perikemanusiaan, entah kepada dirimu sendiri maupun kepada orang lain, bukan hanya sekali-kali, melainkan selalu dan selamanya.”[9]
- FILM “
A CLOCKWORK ORANGE ” (1971)
Di dalam
film itu menceritakan Alex yang dicuci otaknya oleh pemerintah dan segera
menjadi sakit karena memikirkan sifat buruknya sebelumnya. Hal itu menghadirkan
dilema etika Kant terkait dengan kebebasan memilih untuk bermoral. Menurut Kant, tindakan seseorang hanya dapat
dianggap baik dan bermoral jika seseorang memilih untuk melakukannya secara
bebas dan penuh. Perbuatan baik yang
dilakukan karena tindakan pemerintah bukan didasarkan pada niat individu itu
sendiri, akan tetapi lebih didasarkan pada pemaksaan. Film ini tidak hanya
menyajikan pertanyaan yang berkaitan dengan Kant tetapi juga dengan gagasan
kehendak bebas. Seperti yang dikatakan Alex dengan nada sadis pada akhirnya
dengan suara dingin, "Aku sembuh baik-baik saja!"[10]
E. REFLEKSI KRITIS DAN
KESAN FILOSOFIS
Kritisme
merupakan filsafat Kant dalam rangka melawan dogmatisme dari filsafat-filsafat
sebelumnya baik dari paham Rasionalisme maupun paham Empirisme. Kant menganggap
kedua kecenderungan tersebut baik Rasionalisme maupun Empirisme saling
mempengaruhi pembentukan konsespi tentang dunia.
Menurut
Kant terdapat dua unsur yang memberikan sumbangan pada pengetahuan-pengetahuan
tentang dunia, yang pertama adalah kondisi-kondisi lahiriah yang dapat
diketahui dengan menggunakan indra. Kant menyebutnya sebagai materi
pengetahuan. Lalu yang kedua adalah kondisi batiniah manusia seperti persepsi
tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam waktu dan ruang. Kant
menyebutnya sebagai bentuk pengetahuan. Sebagai contoh adalah masyarakat
tradisional jawa yang masih berpikiran dogmatisme terdapat hal-hal yang
bersifat tabu untuk dipertanyakan. Seiring perkembangan zaman sebagian
masyarakat tradisional jawa menjadi masyarakat ‘modern’ yang mampu berpikir
secara kritis sehingga mengalami kemajuan dalam berbagi bidang.
Dalam etika
kant Moralitas adalah Pemenuhan kewajiban yang didorong oleh keinginan untuk
memenuhi kewajiban karena adanya dorongan baik pada diri seseorang.
Terdapat tiga Postulat keterlibatan
(implikasi) moralitas antara lain :
- 1. Kebebasan kehendak manusia, merupakan kenyataan yang tidak dapat disangkal karena terimplikasi langsung dalam kesadaran moral.
- 2. Immortalitas jiwa yang menyatakan bahwa kebahagiaan tertinggi manusia tidak mungkin dicapai didunia tapi di kehidupan nanti.
- 3. Eksistensi (keberadaan) Allah yang menjamin bahwa pelaksanaan kewajiban moral manusia akan mendapatkan ganjaran berupa kebahagian di kemudian hari.
Contoh
dari penerapan etika Kant ini adalah pada etika bisnis islam yang tidak hanya
berusaha meraih keuntungan demi kebahagiaan dunia semata akan tetapi juga
meraih kebahagian di kehidupan akhirat nanti. Pemikiran Kant juga terkandung
dalam beberapa film seperti The Dark Knight dan A Clockwork Orange
F. DAFTAR PUSTAKA
Baskara,
B. 2003. INTERPRETASI KRITISISME IMMANUEL
KANT DALAM BUDAYA JAWA MODERN. Jurnal Filsafat. 35 (3) : 262-270.
Fauzan.
2012. ETIKA BISNIS ISLAM DALAM PANDANGAN
FILSAFAT ILMU (Teelah Atas Pemikiran Etika Immanuel Kant). Jurnal
Modernisasi. 8 (2) : 90-115.
Dahlan,
M. 2009. PEMIKIRAN FILSAFAT MORAL
IMMANUEL KANT (Deontologi, Imperatif Kategoris, dan Postulat Rasio Praktis).
Jurnal ilmu-ilmu ushuluddin. 8 (1) : 37-48
Sitorus,
Fitzerald Kennedy. 2016. KANT : Dari
Subjek yang Kosong Hingga Tuhan sebagai Postulat. Makalah.
Gaarder,
J. 2018. Dunia Sophie : sebuah novel
filsafat. Bandung : PT. Mizan Pustaka.
Taste
of Cinema. 2016. The 10 Best Movies That
Deal With Kantian Ethics. Diambil dari : http://www.tasteofcinema.com/2016/the-10-best-movies-that-deal-with-kantian-ethics/
[1]
Fitzerald Kennedy S, “KANT : Dari Subjek yang Kosong Hingga Tuhan
sebagai Postulat”. (Makalah kelas filsafat di Serambi Salihara, November
2016), hlm.3
[2]
Moh. Dahlan, “PEMIKIRAN FILSAFAT MORAL IMMANUEL KANT (Deontologi, Imperatif
Kategoris, dan Postulat Rasio Praktis)”. Jurnal ilmu-ilmu ushuluddin. Vol 8
No. 1, 2009, 37-48.
[3]
Fitzerald Kennedy S, “KANT : Dari Subjek yang Kosong Hingga Tuhan
sebagai Postulat”. (Makalah kelas filsafat di Serambi Salihara, November
2016), hlm.3
[4]Moh. Dahlan, “PEMIKIRAN
FILSAFAT MORAL IMMANUEL KANT (Deontologi, Imperatif Kategoris, dan Postulat
Rasio Praktis)”. Jurnal ilmu-ilmu ushuluddin. Vol 8 No. 1, 2009, 37-48.
[5] Jostein
Gaarder, Dunia Sophie : sebuah novel
filsafat (Bandung : PT. Mizan Pustaka, 2018), hlm. 503.
[6] Jostein
Gaarder, Dunia Sophie : sebuah novel
filsafat (Bandung : PT. Mizan Pustaka, 2018), hlm. 517.
[7]Fauzan, “ETIKA BISNIS
ISLAM DALAM PANDANGAN FILSAFAT ILMU : Teelah Atas Pemikiran Etika Immanuel Kant”.
Jurnal Modernisasi. Vol. 8 No. 2, 2012, 90-115.
[8]
Benny Baskara,, “INTERPRETASI KRITISISME IMMANUEL KANT DALAM BUDAYA JAWA MODERN”.
Jurnal Filsafat. Vol 35 No. 3, 2003,
262-270.
[9] Taste of
Cinema, “ The 10 Best Movies That Deal With Kantian Ethics”, diakses dari http://www.tasteofcinema.com/2016/the-10-best-movies-that-deal-with-kantian-ethics/, pada tanggal 10 Januari 2019
pukul 20.23.
[10] Taste
of Cinema, “ The 10 Best Movies That Deal With Kantian Ethics”, diakses dari http://www.tasteofcinema.com/2016/the-10-best-movies-that-deal-with-kantian-ethics/, pada tanggal 10 Januari 2019
pukul 19.11.
0 komentar:
Posting Komentar