Senin, 28 Oktober 2019

REVIEW FILM HELEN KELLER (2000)


REVIEW FILM
THE MIRACLE WORKER ( 2000 film )





OLEH :
DWI DIAN ANGGRAENI
18081081
BIOPSIKOLOGI 13F1
FAKULTAS PSIKOLOGI


1.     Identitas Film :
a)      Judul film : The Miracle Worker ( 2000 film )
b)      Rilis : 12 November 2000
c)      Distribusi oleh : The Wonderful World of Disney
d)     Sutradara : Nadia Tass
e)      Produser : Suzy Beugen - Bishop
f)       Editor : Maryann Brandon
g)      Sinematografi : David Parker
h)      Musik : William Goldstein
i)        Durasi : 1 jam 28 menit 24 detik
j)        Penulis naskah : William Gibson, Monte Merrick
k)      Pemeran :
Ø  Hallie Kate sebagai Helen Keller
Ø  Alison Elliot sebagai Annie Sullivan
Ø  David Strathairn sebagai Captain Keller
Ø  Lucas Black sebagai James Keller
Ø  Kate Greenhouse sebagai Kate Keller
Ø  Patricia Gage sebagai Aunt Ev
Ø  Eugene Lipinski sebagai Proctor
l)        Negara : Amerika Serikat
m)    Bahasa : Inggris

2.     Gambaran Umum
The Miracle Worker ( 2000 film ) merupakan film yang diangkat dari kisah nyata seorang aktivis dan pejuang HAM asal Amerika Serikat bernama Helen Keller yang menderita buta, tuli pada usia 19 bulan yang menyebabkan dia sulit dalam berkomunikasi dan sering marah sehingga sulit diajar. Ia kemudian ditangani oleh Annie Sullivan. Annie Sullivan mengajari Helen banyak hal seperti cara berkomunikasi dengan menggunakan tangannya. Ia menjadi guru Helen sampai akhir hayatnya. Helen Keller kemudian menjadi sarjana dari Universitas Radcliffe dengan gelar B.A ( kehormatan ) dan menjadi pengacara terkenal di dunia untuk persamaan hak sosial serta mendapat penghargaan Medali Kebebasan Kepresidenan. Film ini rilis pada 12 November 2000, disutradarai oleh Nadia Tass dan diproduksi oleh The Wonderful World of Disney dengan pemeran utama diperankan oleh Hallie Kate ( sebagai Helen Keller ) dan Alison Elliot ( sebagai Anne Sullivan ).

3.     Sinopsis
Helen Keller adalah anak dari Captain Keller dan Kate Keller. Pada usia 10 bulan Helen adalah anak yang normal, ia bisa berbicara dan lain-lain sampai pada usia 19 bulan ia terkena suatu penyakit yang menyebabkan dia buta dan tuli. Kondisinya membuat ia sulit berkomunikasi dengan orang lain, ia juga sering marah dan membuat kekacuan seperti memecahkan barang dan memukul orang disekitarnya, ia baru akan tenang jika diberi permen oleh ibunya. Ayah Helen ( Captain Keller )mengusulkan untuk membawa Helen ke rumah sakit jiwa tapi usulan tersebut ditolak oleh istrinya ( Kate Keller ) karena ia tidak mau terpisah jauh dengan putri semata wayangnya. Akhirnya Captain Keller memutuskan untuk memanggil seorang guru yang akan mengajari Helen, guru tersebut bernama Annie Sullivan. Saat Annie Sullivan pertama kali datang ke rumah Helen ia tidak disambut baik oleh Helen bahkan Helen melempar barang-barang yang ada dikoper Annie Sullivan dan hanya mengambil bonekanya. Kata pertama yang diajari oleh Annie Sullivan kepada Hellen adalah “Doll” ( boneka ). Ia membantu Helen mengeja kata D-O-L-L dengan menggunakan tangan. Awalnya Captain Keller dan istrinya kurang begitu percaya dengan kinerja Annie Sullivan karena melihat Helen yang terus-terusan kabur dari Annie Sullivan. Helen juga pernah mengunci Annie Sullivan didalam kamar dan menyembunyikan kuncinya didalam mulutnya. Saat waktu sarapan Helen mengambil makanan dari piring ibunya, kakaknya, dan ayahnya dengan langsung menggunakan tangan. Orang tuanya mengaggap wajar hal itu tapi tidak dengan Annie Sullivan. Ia kemudian meminta orang-orang di meja makan untuk keluar dari ruangan, menyisakan dirinya dan Helen. Disini Annie mengajari Helen tata cara makan yang benar seperti duduk dan memegan sendok. Berulang kali Helen berusaha menghindar dari Annie Sullivan dan membuat keributan di meja makan seperti memecahkan benda-benda yang ada disana sampai akhirnya menjelang waktu makan siang Annie memberi tahu Ibu Helen bahwa Helen tadi bisa melipat serbetnya. Ibu Helen pun senang mendengarnya. Suatu hari Annis Sullivan meminta kepada Captain Keller agar ia dan Helen bisa tinggal bersama disebuah rumah kosong sekitar Rumah Helen dan diberi waktu demi kebaikan Helen. Awalnya orang tua Helen ragu tapi akhirnya mengabulkannya dengan syarat ia hanya diberi waktu dua minggu untuk mengobati Helen . Annie Sullivan merasa dua minggu tidaklahh cukup tetapi Captain Keller tidak memberi tambahan waktu lagi sehingga ia dengan berat hati menerimanya dengan syarat agar Captain Keller dan istrinya tidak boleh sampai ketahuan oleh Helen ketika menjenguk putrinya itu. Kemudian Helen diajak berputar-putar dengan menggunakan kereta kuda selama 2 jam agar seolah-olah rumah yang akan ditempatinya itu jauh dari rumah orang tuanya. Saat tinggal bersama Annie Sullivan di rumah itu, Helen terus-terusan menghindar darinya sampai pada akhirnya Helen luluh dan mau mendekati Annie. Selama dua minggu itu Annie Sullivan mengajarkan banyak kata seperti “water” ( air ), “flower” ( bunga ), “leaf” ( daun ), dan masih banyak lagi.  Setelah dua minggu berakhir terjadi konflik antar Annie dan Ibu Helen, Annie ingin mendapat waktu tambahan lagi paling tidak setengah minggu tapi Ibu Helen bersikeras hanya memberi waktu sampai jam 5 sore, akhirnya Annie pun menyerah. Saat Annie dan Helen tiba di rumah orang tua Helen, mereka mengadakan makan bersama seluruh keluarga mereka termasuk Ayah Helen, Ibu Helen, Kakak Helen ( James Keller ), dan Aunt Ev. Namun sesuatu yang tidak diinginkan terjadi, Helen membuat kekacuan saat makan walaupun sudah diajari oleh Annie bagaimana tata cara makan yang benar. Helen bahkan menyiram Annie dengan teko berisi air. Annie pun membawa Helen keluar dari ruang makan untuk mengisi air diteko tersebut. Captain Keller awalnya ingin menyusul namun dihentikan oleh istrinya dan James. Saat berada dipompa air Annie menyuruh Helen menyentuh air teersebut dan mengeja kata W-A-T-E-R. Awalnya Helen tidak bisa namun pada akhirnya ia bisa mengeja kata “water” dengan tangannya. Annie pun memberi kabar bahagia ini kepada seluruh keluarga Helen. Mereka yang menyaksikannya terharu bahagia karena Helen akhirnya bisa berkomunikasi dengan menggunakan gerakan tangannya.

4.      Mekanisme Biopsikologi yang Terjadi Pada Helen Keller
Helen lahir sebagai bayi yang sehat, namun diusianya yang ke-19 bulan ia menderita penyakit yang disebut demam jengkering atau meningitis. Pada waktu itu keterbatasan pada pengetahuan medis membuat dokter belum bisa menyimpulkan dengan pasti apa penyakit Helen. Belakangan ia juga diduga mengidap penyakit demam otak atau lebih dikenal dengan nama demam scarlet yang membuat suhu badannya tinggi. Hal itu menyebabkan gangguan pada penglihatan, pendengaran, dan kemampuan bicara. Indera yang masih dapat berfungsi hanyalah indera peraba serta penciuman. Usia 19 bulan merupakan waktu yang terlalu pendek bagi hipokampus dan amygdala, bagian otak yang berperan sebagai memori, untuk menyimpan pengalaman visual dan auditoris bayi Helen sehingga informasi yang diterima ke pusat saraf otak belum sepenuhnya tersimpan dalam memorinya. Hal ini berimbas pada terhambatnya proses perkembangan bahasa pada diri Helen. Ia tidak bisa mengenali nama-nama benda disekelilingnya. Helen pun berkembang menjadi anak yang kasar, manja, dengan emosi yang tidak terkendali. Saat Annie Sullivan datang ia terlihat marah karena keluarga Helen membiarkan Helen melakukan sesukanya. Ia menganggap hal tersebut merupakan faktor penghambat dalam proses pengajaran yang dilakukannya terhadap Helen. Annie Sullivan menganggap Helen adalah anak yang cerdas walaupun sebagian inderanya tidak berfungsi namun pikirannya selalu jalan. Terbukti dengan Helen yang mampu mengenali nama-nama benda dengan menyentuhnya dan berbicara lewat gerakan tangan yang diajarkan Annie Sullivan.

5.      Kelebihan
a)      Menurut saya pribadi film ini memiliki jalan cerita yang menarik untuk ditonton dan tidak membuat bosan dengan alurnya.
b)      Penokohannya sangat menarik seperti Hallie Kate yang benar-benar menghayati perannya sebagai Helen Keller membuat saya merasa seolah-olah dia benar-benar buta dan tuli, dan Alison Elliot yang cukup bagus dalam memerankan Annie Sullivan yang begitu sabar menghadapi Helen Keller. Saya juga melihat bagaimana Annie Sullivan yang diperankan Alison terlihat begitu mencintai Helen Keller.

6.     Kekurangan
Menurut saya kekurangannya dari fiLm ini hanya pada grafisnya yang kurang memanjakan mata, akan tetapi saya merasa wajar saja karena film ini diproduksi tahun 2000 yang mana kualitas grafis filmnya masih rendah.

7.     Makna
Makna yang bisa diambil setelah menonton film ini adalah “tidak ada yang tidak mungkin“ walaupun kondisi kita yang dianggap sebagian orang tidak memungkinkan, akan tetapi dengan usaha keras semua pasti bisa terwujud. Terbukti dengan kondisi Helen Keller yang sulit berkomunikasi, namun dengan usaha kerasnya dia bisa menjadi seorang aktivis dan pejuang HAM. Lalu ditunjukkan dalam fim ini bahwa memanjakan anak walaupun dia penyandang disabilitas tetapi itu bukan langkah yang tepat. Anak yang terlalu dimanja tidak akan bisa maju mandiri, seperti halnya yang ditunjukka Annie Sullivan yang marah karena setiap Helen mengamuk ibunya selalu memberikan permen dan menganggap wajar tingkah Helen yang tidak sopan saat mengambil makanan dipiring orang-orang.

Rabu, 23 Oktober 2019

MELIHAT AWAN TERPATRI CERITA


Sebuah perasaan tulus dari jiwa 

Renungan hati dalam pikiran 

Pengkhayatan khusus akan budinya 

Mengingat jasa yang telah diberikannya  

Satu tahun yang dilaksana 

Kan berakhir segera juga 

Terpatri ini dalam pikiran 

Hal yang kita sebut kenangan  

Pahlawan tanpa tanda jasa 

Mulianya engkau dimata-Nya 

Akan jasamu yang senantiasa 

Berguna bagi bangsa dan negara  

Engkaulah jalan menuju cita 

Membimbing kita meraih asa 

Dengan tulus dan kesabaran 

Raih tangan menggapai awan  

Empat kata kupersembahkan 

Terima kasih guruku sayang 

Atas ilmu yang kau berikan 

Atas jasa yang kau lakukan

Kan terukir sepanjang masa

Sebagai buah kebaikan  



 Nama lengkap : Dwi Dian Anggraeni
Jawa Tengah
 Email : anggraeninear29@gmail.com 
  Instagram : anggraeninear29 

MAKALAH ORGANISASI DAN KELOMPOK KERJA (PSI.ORGANISASI DAN INDUSTRI)


ORGANISASI DAN KELOMPOK KERJA
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Industri dan Organisasi 13F5
Dosen Pengampu Sowanya Ardi Prahara, S. Psi., M.A




Oleh :
1.      Yatziah Yaumil Rahmat                     (17081421)
2.      Dwi Dian Anggraeni                           (18081081)
3.      Nur Sholehah                                       (18081172)
4.      Andita Nugrahani                                (18081242)
5.      Erika Apriliana                                    (18081284)
6.      Dimas Colungga Sumadi                     (18081363)
7.      Martin Dwi Anggoro                           (18081739)
8.      Tazkia Aulia Nursya'ban                     (18081941)


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
TAHUN 2019/2020



PEMBAHASAN

A.    Definisi Organisasi dan Kelompok
Organisasi adalah suatu unit sosial yang dikoordinasi secara sadar, terdiri atas dua atau lebih orang-orang yang berfungsi dalam suatu basis yang kontinu untuk mencapai suatu tujuan bersama atau serangkaian tujuan.
Kelompok adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantung, yang datang bersama-sama untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

B.     Pembagian Kelompok Kerja

1.      Kelompok Formal
Kelompok formal didefinisikam melalui keberadaan struktur organisasi, dengan penugasan kerja yang ditetapkan untuk menentukan tugas-tugas. Dalam kelompok formal, perilaku anghota tim yanh terlibat akan ditetapkan oleh dan diarahkan menuju tujuan-tujuan organisasi.
Kelompok formal terdiri dari kelompok komando dan kelompok tugas. Kelompok komando adalah kelompom yang dibuat berdasarkan struktur organisasi, contoh : jajaran menajerial, bagian produksi, bagian pemasaran, dll. Sedangkan kelompok tugas adalah kelompok yang dibentuk oleh organisasi namun bersifat sementara untuk melakukan tugas tertentu dan kelompok akan dibubarkan jika tugas telah selesai, contoh : panitia famili gathering, panitia aniversary perusahaan.

2.      Kelompok Informal
Kelompom informal adalah kelompk yang tidak ditetapkan struktur secara formal atau tidak ditentukan secara organisasional. Kelompok ini terbentuk secara alamiah di dalam lingkungan kerja sebagai tanggapan atas kebutuhan kontak sosial. Contoh: tiga atau lebih karyawan dari departemen yang berbeda-beda secara teratur makan siang atau minum kopi bersama, atau beberapa karyawan yang memiliki minat yang sama dalam hal sepak bola mengadakan futsal rutin tiap minggu.


C.     Tahap Pembentukan Kelompok

Pembentukan kelompok tidak terjadi begitu saja. Kelompok terbentuk secara bertahap. Tahap-tahap dalam pembentukan kelompok ada 5 yaitu membentuk (forming stage), mempeributkan (storming stage), menyusun norma (norming stage), mengerjakan (performing), dan membubarkan (adjourning stage). Dalam bahasa inggris tahapan ini disebut sebagai five-stage group development.

Berikut tahap-tahapnya:

1.      Tahap Membentuk (forming stage)
Forming merupakan tahap awal dalam pembentukan kelompok. Dalam tahap ini anggota masih belum memahami satu sama lain, belum terbentuknya kepercayaan antara anggota kelompok, dan belum memahami jelas tujuan kelompok dan perannya di dalam kelompok. Maka dari itu dalam tahap awal ini dilakukan pengenalan. Tahap ini akan berakhir ketika para anggota sadar bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok.

2.      Tahap Mempeributkan (storming stage)
Tahap ini ditandai dengan adanya konflik di dalam kelompok. Adanya kecenderungan idividualitas pada anggota untuk menonjolkan dirinya dan saling mendominasi menyebabkan konflik yang mengacu pada siapa yang akan mengendalikan kelompok . Apabila tahap ini selesai maka akan terbentuk hierarki kepemimpinan yang jelas. Namun jika tahap ini tidak selesai maka akan mengalami kegagalan.

3.      Tahap Menyusun norma (norming stage)
Tahap ini ditandai dengan adanya perkembangan hubungan yang semakin erat antar anggotanya sehingga terciptanya kekompakan dalam kelompok, kerja sama, dan rasa tanggung jawab. Mereka bisa menghargai satu sama lain dan mulai berpikir sebagai ‘kita’ daripada ‘saya’.

4.      Tahap Mengerjakan (performing)
Dalam tahap ini ditandai dengan adanya  peningkatan dan pertumbuhan (refinement & growth) dalam kelompok sehingga kelompok akan bertumbuh. Para anggotanya sudah memahami satu sama lain dan memahami tugas-tugasnya sehingga para anggota bisa mengerjakan tugasnya masing-masing.

5.      Tahap Membubarkan (adjourning stage).
Dalam tahap ini kelompok membubarkan diri karena tujuan kelompok sudah terpenuhi. Beberapa aggota ada kelompok yang bersenang-senang atas pencapaian kelomponya, ada juga yang sedih karena harus berpisah.


D.    Perilaku Kelompok

1.      Kondisi Eksternal Kelompok
a.      Struktur organisasi
Strategi organisasi ditentukan oleh manajemen tingkat puncak, dan sering kali juga ditetapkan bersama-sama dengan manajemen tingkat menengah. Strategi merumuskan sasaran yang hendak dicapai organisasi dan cara-cara mencapai sasaran tersebut. Strategi yang ditetapkan organisasi mempengaruhi perilaku kelompok yang ada dalam organisasi tersebut. Kelompok akan berperilaku sesuai dengan strategi yang ditetapkan organisasi.

b.      Struktur wewenang
Organisasi memiliki struktur wewenang yang menentukan kepada siapa seseorang melapor, siapa yang membuat keputusan, dan bagaimana wewenang yang diberikan kepada kelompok dalam mengambil suatu keputusan. Struktur ini menentukan dimana posisi suatu kelompok tertentu dalam hirarkhi organisasi, pimpinan kelompok formal dari kelompok, dan hubungan formal di antara kelompok

c.      Peraturan
Organisasi menciptakan peraturan, prosedur, kebijaksanaan, dan berbagai bentuk peraturan lainnya yang menentukan standar perilaku dari perkerja. Keleluasaan dan kebebasan dari kelompok untuk menentukan standar perilakunya sangat dibatasi. Semakin banyak peraturan formal yang diterapkan organisasi pada semua pekerjanya, maka perilaku kelompok akan semakin konsisten dan dapat diramalkan.

d.      Sumber daya organisasi
Organisasi ada yang skala usahanya besar dan ada pula yang kecil. Organisasi yang besar tentu sumber-sumber yang dimiliki juga besar. Pekerja akan dilengkapi dengan peralatan-peralatan yang canggih untuk melaksanakan tugasnya. Sedangkan organisasi yang relatif kecil akan melengkapi pekerjaannya dengan peralatan-peralatan yang sederhana untuk menyelesaikan tugasnya. Besar atau kecilnya sumberdaya yang lainnya yang diberikan organisasi kepada kelompok akan mempengaruhi perilaku dan prestasi kelompok.

e.      Proses seleksi
Kriteria dalam proses seleksi tenaga kerja akan menentukan tenaga kerja yang akan diterima yang merupakan kelompok kerja dalam organisasi. Proses seleksi menjadi faktor penting dalam menyaring orang-orang yang berkualitas dan sesuai dengan tuntutan tugas dalam suatu organisasi. Kualitas dari calon pekerja tersebut nantinya akan menjadi kelompok tugas sangat menentukan perilaku dan prestasi kelompok tersebut.

f.       Evaluasi kinerja dan penghargaan
Kelompok merupakan bagian dari sistem organisasi, dimana perilaku kelompok akan dipengaruhi oleh bagaimana organisasi dalam menilai prestasi kelompok yang ada dalam organisasi dan bagaimana sistem imbalan yang diterapkan terhadap kelompok-kelompok yang ada dalam organisasi. Adanya sistem imbalan yang mengkaitkannya dengan prestasi dari kelompok kerja akan mempengaruhi perilaku kelompok tersebut.

g.     Budaya organisasi
Organisasi pada umumnya memiliki kebiasaan-kebiasaan yang tidak tertulis yang menentukan perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan para pekerja. Sementara organisasi tertentu memiliki subkultur yang berlaku pada kelompok tertentu yang merupakan pelengkap atau modifikasi standar perilaku yang boleh atau tidak boleh dilakukan. Kultur organisasi dan subkultur tersebut akan menentukan perilaku kelompok dalam organisasi tersebut.

2.      Sumber Daya Anggota Kelompok

Ada dua sumber daya yang berperan sangat penting pada anggota individu, yaitu kemampuan dan karakteristik kepribadian.
a.       Kemampuan
Ada hubungan antara kemampuan intelektual (pengetahuan) dan keterampilan dengan relevansi terhadap tugas terhadap kinerja kelompok.
b.      Karakteristik Kepribadian
Ada hubungan antara karakteristik kepribadian yang positif dalam budaya terhadap produktivitas, semangat dan kekohersifan kelompok

3.      Struktur Kelompok

a.       Peran
Shakespeare berkata, “seluruh dunia ini adalah sebuah panggung, dan seluruh pria dan wanita hanyalah para pemainnya.” Dengan menggunakan metafora yang sama, semua anggota kelompok adalah para aktor dan masing-masing memainkan sebuah peran.

Peran (role) adalah suatu rangkaian pola perilaku yang diharapkan yang dikaitkan dengan seseorang yang menduduki posisi tertentu dalam unit sosial.

Persepsi peran (role perception) adalah suatu sudut pandang individu mengenai bagaimana dia seharusnya bertindak dalam suatu situasi tertentu.

Ekspektasi peran (role expectation) adalah bagaimana yang lainnya meyakini seseorang akan bertindak dalam suatu situasi tertentu. Contohnya di tempat kerja, kita melihat ekspekasi peran melalui perspektif kontrak psikologi : sebuah perjanjian yang tidak tertulis yang terjadi antara pemilik usaha dan para karyawan. Perjanjian ini mengemukakan ekspektasi timbal-balik : apa yang manajemen harapkan dari para karyawan dan sebaliknya. Manajemen diharapkan untuk memperlakukan karyawan dengan adil, menyediakan kondisi kerja yang dapat diterima, komunikasi yang jelas mengenai apa hari kerja yang adil, dan memberikan umpan balik atas seberapa baik karyawan dalam bekerja. Para karyawan diharapkan untuk memberikan tanggapan dengan mendemostrasikan tingkah laku yang baik, mengikuti arahan, dan menunjukkan kesetiaan pada organisasi.

Konflik peran (role conflict) adalah suatu situasi yang mana individu dihadapkan oleh eskpektasi peran yang berbeda-beda.

b.      Norma
Norma adalah standar perilaku yang diterima dan berlaku pada para anggota kelompok. Norma mencerminkan apa yang harus dan apa yang tidak harus dilakukan pada suatu keadaan tertentu. Ketika disetujui dan diterima oleh kelompok, maka norma anak memengaruhi perilaku para anggota dengan pengendalian eksternal yang minimum. Kelompok-kelompok yang berbeda, komunitas, dan masyarakat memiliki norma yang berbeda, tetapi mereka semua memilikinya.

c.       Status
Status adalah suatu posisi yang didefinisikan secara social atau peringkat yang diberikan kepada kelompok atau para anggota kelompok oleh orang lain.

Menurut teori karakteristik status, status cenderung berasal dari salah satu diantara berikut :
·         Kekuasaan seseorang yang dimiliki atas orang lain.
Oleh karena mereka cenderung untuk mengendalikan sumber daya kelompok, maka orang-orang yang mengendalikan hasil cenderung sebagai penyandang status yang tinggi.
·         Kemampuan seseorang untuk memberikan kontribusi bagi tujuan kelompok.
Orang-orang yang memiliki kontribusi yang sangat penting bagi kesuksesan kelompok cenderung memiliki status yang tinggi. Beberapa berpendapat bahwa bintang NBA kobe bryant lebih didengar pendapatnya dibandingkan pelatihnya (meskipun tidak sebanyak yang diinginkan oleh bryant)
·         Karakteristik pribadi individu.
Seseorang yang memiliki karakteristik pribadi akan dinilai secara positive oleh kelompok (penampilan yang bagus, cerdas, uang, atau kepribdian yang ramah), biasanya memiliki status yang lebih tinggi daripada seseorang dengan atribut nilai yang lebih sedikit.

d.      Besaran
Besaran suatu kelompok mempengaruhi keseluruhan perilaku kelompok. Tetapi pengaruhnya bergantung pada apa variabel dependen yang diamati. Kelompok dengan puluhan atau lebih para anggota baik untuk memperoleh input yang beragam, jika tujuannya adalah untuk menemukan kenyataan, maka semakin besar kelompok harusnya semakin efektif. Kelompok yang lebih kecil sekitar tujuh anggota lebih baik saat melakukan sesuatu yang produkti dengan input tersebut.
Salah satu dari temuan yang paling penting mengenai besaran kelompok dengan memperhatikan kemalasan sosial, kecenderungan bagi para individu untuk mengeluarkan sedikit upaya ketika bekerja secara kolektif daripada secara sendiri. Hal ini secara langsung menantang asumsi bahwa produktivitas kelompok sebagai suatu keseluruhan sedikitnya sama dengan jumlah produktivitas para individu yang berada di dalamnya.
Total kinerja kelompok meningkat dengan besaran kelompok, tetapi tambahan para anggota yang baru mengurangi tingkat pengembalian keuntungan pada produktivitas individu. Jadi semakin banyak menjadi semakin baik dalam total produktivitas untuk suatu kelompok yang terdiri atas empat orang lebih besar daripada yang terdiri atas tiga orang, tetapi produktivitas individu masing-masing anggota mengalami penurunan.
Suatu kemungkinan yang dapat menyebabkan kemalasan sosial  adalah keyakinan bahwa orang lain di dalam kelompok tidak melaksanakan pembagian mereka secara adil. Penjelasan lainnya bagi kemalasan sosial adalah penyebaran tanggung jawab. Oleh karena hasil kelompok tidak dapat dikaitkan hanya kepada satu orang, maka hubungan antara input individu dan output kelompok akan tampak tidak jelas. Para individu kemudian tergoda untuk menjadi seorang penunggang bebas dan melintasi upaya kelompok. Implikasi bagi mereka harus menimbang risiko kerugian dalam produktivitas dari menggunakan kelompok terhadap kemungkinan keuntungan dalam kepuasan pekerja.
Riset terkini mengindikasikan bahwa semakin kuat etika kerja individu, maka akan sedikit kecenderungan bagi orang tersebut untuk terlibat dalam kemasalan sosial. Terdapat pula beberapa cara untuk mencegah kemalasan sosial: (1) menetapkan tujuan kelompok, sehingga kelompok memiliki tujuan umum untuk berusaha maju; (2) meningkatkan kompetisi intrakelompok , yang mana menitikberatkan pada hasil yang dibagikan; (3) terlibat dalam evaluasi rekan, sehingga masing-masing orang akan saling mengevaluasi kontribusi satu sama lain orang; (4) memilih para anggota yang memiliki motivasi yang tinggi dan lebih memilih untuk bekerja dalam kelompok; dan (5) jika memungkinkan, mendasari imbalan kelompok sebagai bagian atas kontribusi yang unik dari masing-masing anggota. Meskipun tidak ada alat bantu ajaib yang akan mencegah kemalasan sosial dalam semua kasus, langkah-langkah ini dapat membantu untuk meminimalkan pengaruhnya.

e.       Keragaman
Besaran suatu kelompok mempengaruhi keseluruhan perilaku kelompok. Tetapi pengaruhnya bergantung pada apa variabel dependen yang diamati. Kelompok dengan puluhan atau lebih para anggota baik untuk memperoleh input yang beragam, jika tujuannya adalah untuk menemukan kenyataan, maka semakin besar kelompok harusnya semakin efektif. Kelompok yang lebih kecil sekitar tujuh anggota lebih baik saat melakukan sesuatu yang produkti dengan input tersebut.
Salah satu dari temuan yang paling penting mengenai besaran kelompok dengan memperhatikan kemalasan sosial, kecenderungan bagi para individu untuk mengeluarkan sedikit upaya ketika bekerja secara kolektif daripada secara sendiri. Hal ini secara langsung menantang asumsi bahwa produktivitas kelompok sebagai suatu keseluruhan sedikitnya sama dengan jumlah produktivitas para individu yang berada di dalamnya.
Total kinerja kelompok meningkat dengan besaran kelompok, tetapi tambahan para anggota yang baru mengurangi tingkat pengembalian keuntungan pada produktivitas individu. Jadi semakin banyak menjadi semakin baik dalam total produktivitas untuk suatu kelompok yang terdiri atas empat orang lebih besar daripada yang terdiri atas tiga orang, tetapi produktivitas individu masing-masing anggota mengalami penurunan.
Suatu kemungkinan yang dapat menyebabkan kemalasan sosial  adalah keyakinan bahwa orang lain di dalam kelompok tidak melaksanakan pembagian mereka secara adil. Penjelasan lainnya bagi kemalasan sosial adalah penyebaran tanggung jawab. Oleh karena hasil kelompok tidak dapat dikaitkan hanya kepada satu orang, maka hubungan antara input individu dan output kelompok akan tampak tidak jelas. Para individu kemudian tergoda untuk menjadi seorang penunggang bebas dan melintasi upaya kelompok. Implikasi bagi mereka harus menimbang risiko kerugian dalam produktivitas dari menggunakan kelompok terhadap kemungkinan keuntungan dalam kepuasan pekerja.
Riset terkini mengindikasikan bahwa semakin kuat etika kerja individu, maka akan sedikit kecenderungan bagi orang tersebut untuk terlibat dalam kemasalan sosial. Terdapat pula beberapa cara untuk mencegah kemalasan sosial: (1) menetapkan tujuan kelompok, sehingga kelompok memiliki tujuan umum untuk berusaha maju; (2) meningkatkan kompetisi intrakelompok , yang mana menitikberatkan pada hasil yang dibagikan; (3) terlibat dalam evaluasi rekan, sehingga masing-masing orang akan saling mengevaluasi kontribusi satu sama lain orang; (4) memilih para anggota yang memiliki motivasi yang tinggi dan lebih memilih untuk bekerja dalam kelompok; dan (5) jika memungkinkan, mendasari imbalan kelompok sebagai bagian atas kontribusi yang unik dari masing-masing anggota. Meskipun tidak ada alat bantu ajaib yang akan mencegah kemalasan sosial dalam semua kasus, langkah-langkah ini dapat membantu untuk meminimalkan pengaruhnya.

4.      Tugas Kelompok

a.       Tugas Rumit
Tugas – tugas yang kompleks cenderung baru atau tidak rutin namun semakin banyak manfaat dari banyaknya tugas kelompok yang kompleks sehingga membuat individu didalam kelompok menjadi akrab, efektif, dan bekerja sama. Selain hal tersebut, mereka juga harus berinteraksi secara lebih agar mencari solusi yang tepat.

b.      Tugas Rutin
Tugas kelompok rutin merupakan tugas – tugas sederhana dan terstandarisasi. Tidak bersifat kompleks jadi kurang berinteraksi dan bekerja sama terhadap antarindividu di dalam kelompok.

E.     Pengambilan Keputusan Kelompok

1.      Kelemahan dan Kelebihan
·         Kelemahan pengambilan keputusan kelompok
Keputusan kelompok menghabiskan waktu karena kelompok umumnya memerlukan waktu yang lebih banyak untuk mencapai solusi. Pembahasan kelompok dapat didominasi oleh salah satu atau beberapa anggota. Jika para anggotanya memiliki kemampuan yang tidak mumpuni, maka keseluruhan kelompok jadi kirang efektif. Keputusan kelompok yang lemah akan menimbulkan tanggung jawab yang ambigu. Dalam keputusan kelompok tanggung jawab tiap individu anggota terdilusi, tidak seperti keputusan individu yang sudah jelas siapa penanggunv jawab atas hasil akhir.

·         Kelebihan pengambilan keputusan kelompok
Dengan menggabungkan sumber daya dari beberapa individu maka kelompok dapat menghasilkan informasi dan pengetahuan yang lebih lengkap. Mereka menawarkan keanekaragaman pandangan yang lebih luas. Hal ini akan membuka peluang untuk mempertimbangkan lebih banyak pendekatan dan alternatif. Meningkatnya penerimaan suatu solusi, para anggota kelompok yang berpartisipasi dalam pengambilan keputusan lebih cenderung mendukung secara antusias dan mendorong orang lain untuk menerimanya.

2.      Teknik Pengambilan Keputusan
a.       Interacting groups
Para amghota saling berinteraksi berhadapan muka satu sama lain. Tetapi kelompok yang berinteraksi seringkali mementingkan diri sendiri dan menekan para anghota untuk mengaraj pada kepatuhan opini.

b.      Brainstorming
Suatu proses menghasilkan gagasan yang secara spesifik mendorong beberapa dan seluruh alternatif sementara itu menahan beberapa kritikan atas alternatif – alternatif tersebur. Teknik ini dapat mengatasi tekanan atas kepatuhan yang mengurangi kreativitas. Dalam sesi brainstorming pada umumnya lusinan orang duduk mengelilingi meja, kemudian pemimpin kelompok memaparkan permasalahan hingga seluruh partisipan memahaminya. Partisipan bebas mengungkapkan sebanyak mungkin alternatif sampai waltu yang ditentukan, dan tidak boleh ada kritikan untuk mendorong anggota berpikir out of the box. Semua gagasan tersebut akan ditampung dalam pembahasan dan dianalisis selanjutnya.

c.       Nominal group technique
Suati metode pengambilan keputusan kelompok yang mana seluruh anggota kelompok hadir dalam pertemuan tetapi mereka bekerja secara independen. Permasalahan akan dihadirkan, kemudian kelompok melakukan langkah-langkah berikut:
·         Sebelum pembahasan dilakukan, tiap anggota masing-masing menulis gagasan-gagasan atas permasalahan
·         Kemudian tiap anggota akan mengemukakan salah satu gagasan kepada kelompok.
·         Setelah semua anggota telah mengemukakan satu gagasan, kelompok akan membahas gagasan-gagasan untuk menjernihkan dan mengevaluasinya.
·         Masing-masing anggota kelompok dengan diam dan independen memeringkatkan sesuai urutan gagasan.
·         Gagasan dengan peringkat keseluruhan yang tertinggi akan menentukan keputusan final

F.      Kelompok Kohesif

Kelompok kohesif (kekompakan) yaitu keadaan yang mana para anggota tertarik satu sama lain dan termotivasi untuk tetap bertahan di dalam kelompok. Faktor penyebab atau pendorong kohesif ini yaitu:

-          Membuat kelompok kecil,
-          Mendorong perjanjian dengan tujuan kelompok,
-          Meningkatkan waktu yang dihabiskan oleh para anggota bersama-sama,
-          Meningkatkan status kelompok dan anggapan kesulitan dalam memperoleh keanggotaan,
-          Menstimulasi kompetisi dengan kelompok lainnya,
-          Memberikan imbalan pada kelompok dan bukannya pada para individu, serta
-          Mengisolasi kelompok secara fisik.
Hubungan di antara kohesif (kekompakan), norma, dan kinerja produktivitas:
 

















Keterangan:

Riset-riset secara konsisten memperlihatkan bahwa hubungan anatara kohesif dengan produktifitas bergantung pada norma yang terkait dengan kinerja kelompok, seperti:
-          Jika norma kualitas, output, dan kerja sama dengan para pihak luar tinggi, suatu kelompok yang kohesif akan menjadi lebih produktifitas daripada kelompok yang kurang kohesif.
-          Jika kohesif tinggi dan norma kinerja rendah, maka produktifitas akan menjadi rendah.
-          Jika kohesif rendah dan norma tinggi, maka  produktifitas akan meningkat, tetapi lebih rendah dibandingkan kelompok dengan norma kinerja dan kohesif yang tinggi.
-          Jika kohesif dan norma kinerja keduanya rendah, maka produktifitas akan cenderung turun dalam kisaran paling rendah hingga sedang.



DAFTAR PUSTAKA

Duha, T. 2018. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Deepublish

Robbinss, S.P & Judge, T.A. 2017. Perilaku Organisasi Edisi 16. Jakarta: Salemba Empat

Umama, H.A. 2019. Buku Ajar Psikologi Industri dan Organisasi. Yogyakarta: Deepublish