TUGAS ANTROPOLOGI
REVIEW ARTIKEL
Oleh :
DWI DIAN ANGGRAENI ( 18081081 )
ANTROPOLOGI 13F1
ü IDENTITAS ARTIKEL
1. Judul artikel : Paradigma Ilmu Sosial-Budaya
2. Penulis : Heddy Shri Ahimsa- Putra
3. Jumlah halaman : 24
ü LATAR BELAKANG
Paradigma merupakan sebuah konsep yang populer. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Thomas Khun paradigma yang dimaksud memiliki artian yang berbeda dengan paradigma yang berasal dari ilmuwan-ilmuwan, kita menyebutnya sebagai paradigma khun. Namun menurut Ahimsa Putra dalam artikelnya terdapat kelalaian khun dalam menjelaskan apa itu yang dimaksud dengan paradigma. Khun tidak menjelaskan secara terperinci apa yang dimaksud sebagai paradigma bahkan dalam tulisan-tulisannya khun terlihat tidak konsisten. Hal ini mengakibatkan kesulitan menurut Ahimsa Putra untuk menggunakan konsep paradigma guna mengembangkan ilmu-ilmu sosial budaya. Dalam artikel yang ditulis oleh Ahimsa Putra tersebut menguraikan apa saja yang dimaksud dengan paradigma menurut sisi pandang si penulis guna mengatasi kesulitan-kesulitan dalam memahami konsep paradigma.
ü METODE PENELITIAN
Seperti yang dilihat dari artikel
yang ditulis Ahimsa Putra tersebut, beliau menggunakan kajian pustaka, dan data
yang dianalisis berupa data kualitatif.
ü HASIL PEMBAHASAN
1)
PARADIGMA
: SEBUAH DEFINISI
Ahimsa Putra mendefinisikan
paradigma sebagai seperangkat konsep yang berhubungan satu sama lain secara
logis membentuk sebuah kerangka pemikiran
yang berfungsi untuk memahami, menafsirkan dan menjelaskan kenyataan dan/ atau
masalah yang dihadapi.
yang berfungsi untuk memahami, menafsirkan dan menjelaskan kenyataan dan/ atau
masalah yang dihadapi.
Ahimsa Putra kemudian menjabarkannya
lagi lebih dalam ke dalam bentuk frasa,
bentuk yang pertama adalah “Seperangkat konsep yang berhubungan satu sama lain secara logis membentuk suatu kerangka pemikiran....." , kata 'seperangkat' merujuk pada paradigma yang memiliki lebih dari satu unsur berupa kesatuan konsep-konsep atau kumpulan makna-makna atau kumpulan pengertian-pengertian. Dikatakan oleh Ahimsa Putra bahwa 'seperangkat konsep' ini berhubungan logis secara paradigmatik, sintagmatik, metonimik dan metaforik sehingga terjadi relasi antar unsur dalam paradigma yang berada pada tataran logika yang kemudian membentuk kerangka pemikiran.
Bentuk yang kedua adalah pada kalimat " ..yang berfungsi untuk memahami dan menjelaskan kenyataan dan/atau masalah yang dihadapi".
Menurut Ahimsa Putra kerangka pemikiran yang sudah terbentuk tadi memiliki fungsi untuk memahami, mendefinisikan, dan menentukan kenyataan yang dihadapi, menggolongkannya ke dalam kategori-kategori, dan kemudian menghubungkannya dengan definisi kenyataan lainnya, sehingga terjalin relasi-relasi pada pemikiran tersebut, yang kemudian membentuk suatu gambaran tentang kenyataan yang dihadapi.
bentuk yang pertama adalah “Seperangkat konsep yang berhubungan satu sama lain secara logis membentuk suatu kerangka pemikiran....." , kata 'seperangkat' merujuk pada paradigma yang memiliki lebih dari satu unsur berupa kesatuan konsep-konsep atau kumpulan makna-makna atau kumpulan pengertian-pengertian. Dikatakan oleh Ahimsa Putra bahwa 'seperangkat konsep' ini berhubungan logis secara paradigmatik, sintagmatik, metonimik dan metaforik sehingga terjadi relasi antar unsur dalam paradigma yang berada pada tataran logika yang kemudian membentuk kerangka pemikiran.
Bentuk yang kedua adalah pada kalimat " ..yang berfungsi untuk memahami dan menjelaskan kenyataan dan/atau masalah yang dihadapi".
Menurut Ahimsa Putra kerangka pemikiran yang sudah terbentuk tadi memiliki fungsi untuk memahami, mendefinisikan, dan menentukan kenyataan yang dihadapi, menggolongkannya ke dalam kategori-kategori, dan kemudian menghubungkannya dengan definisi kenyataan lainnya, sehingga terjalin relasi-relasi pada pemikiran tersebut, yang kemudian membentuk suatu gambaran tentang kenyataan yang dihadapi.
Hal tersebut akan menimbulkan reaksi
dalam pikiran manusia salah satunya adalah rasa tidak puas. Guna mengatasi hal
tersebut maka manusia berupaya mencari jalan keluarnya, sehingga paradigma
tidak hanya ada di kalangan ilmuwan saja tetapi juga di kalangan orang awam
biasa. Ahimsa Putra menegaskan bahwa hanya dengan pendefinisian saja belum
cukup untuk pengembangan paradigma sehingga dibutuhkan penjelasan lebih lanjut
mengenai kompenen-kompenen paradigma.
2) UNSUR-UNSUR (KOMPENEN-KOMPENEN)
PARADIGMA
Melalui pendapat-pendapat para ahli
seperti Kuhn, Cuff dan Payne, penulis
menyimpulkan bahwa paradigma memiliki sejumlah unsur yaitu :
I.
Asumsi-asumsi/Anggapan-anggapan
Dasar (Basic Assumption)
“Asumsi atau anggapan dasar adalah
pandangan-pandangan mengenai suatu hal (bisa benda,ilmu pengetahuan, tujuan
sebuah disiplin, dan sebagainya) yang tidak dipertanyakan lagi kebenaraannya
atau sudah diterima kebenarannya”.
Dari pernyataan tersebut Ahimsa Putra menyimpulkan bahwa
asumsi-asumsi dasar merupakan fondasi dari sebuah disiplin atau bidang
keilmuan, atau dasar dari sebuah kerangka pemikiran. Ia memberikan alasan
penggunaan kata asumsi bukan dalil atau hukum lebih tepat karena tindakan
“tidak lagi mempertanyakan kebenaran” tidak berlaku pada semua orang.
II.
Nilai-nilai
(values)
Menurut Ahimsa Putra dalam artkel ini, dalam paradigma
setidaknya mengandung nilai-nilai ilimu pengetahuan, ilmu sosial budaya,
penilitian ilmiah, analisis ilmiah, hasil penelitian. Nilai-nilai ini tidak
selalu berhubungan dengan hal-hal yang
baik, tetapi juga berkenaan dengan ha-hal yang tidak baik.
III.
Model-model
(models)
Model adalah perumpamaan, analogi, atau kiasaan tentang
gejala yang dipelajari. Model bersifat menyederhanakan (Inkeles 1964) yang
berarti tidak semua unsur realita dapat tampil dalam sebuah model. Model
dibedakan menjadi model utama (primary
model) dan model pembantu (secondary
model). Model utama merupakan model yang paling dekat dengan asumsi dasar,
biasanya berupa uraian-uraian (kata-kata) sedangkan model pembantu biasanya
berupa skema atau diagram untuk memudahkan peneliti menjelaskan teori/hasil
analisisnya.
IV.
Masalah
yang Diteliti / yang Ingin Dijawab
Menurut Ahimsa Putra, setiap penelitian harus ada pertanyaan-pertanyaan yang ingin
dijawab, dan/atau hipotesa-hipotesa yang ingin dibuktikan karena setiap
pertanyaan atau hipotesa secara implisit menyimpan asumsi-asumsi dasar
berkenaan dengan gejala yang diteliti, tujuan meneliti, ilmu pengetahuan, dan
sebagainya.
V.
Konsep-konsep Pokok (Main Concepts, Key
Words)
Disini sang penulis mendefinisikan konsep
sebagai istilah-istilah atau kata-kata yang diberi makna tertentu sehingga
membuatnya dapat digunakan untuk menganalisis, memahami, menafsirkan dan
menjelaskan peristiwa atau gejala sosial-budaya yang dipelajari.
VI.
Metode-metode Penelitian (Methods of
Research)
Metode penelitian
kualitatif dan kuantitatif tidak lain adalah metode atau cara guna memperoleh,
mengumpulkan, data kualitatif dan data kuantitatif. Yang penting dalam suatu
penelitian adalah bagaimana dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
dikemukakan dengan memuaskan, dengan meyakinkan, dan ini sangat tergantung pada
data yang dikemukakan.
VII.
Metode-metode Analisis (Methods of
Analysis)
Metode analisis data
pada dasarnya adalah cara-cara untuk memilah-milah, mengelompokkan data
-kualitatif maupun kuantitatif- agar kemudian dapat ditetapkan relasirelasi
tertentu antara kategori data yang satu dengan data yang lain. Setiap paradigma
selalu mempunyai metode analisis tertentu yang khas. Metode analisis inilah
yang kemudian akan menentukan corak hasil analisis atau teorinya, dan teori
yang muncul dalam sebuah paradigma tidak akan sama dengan teori yang muncul
dalam paradigma yang lain.
VIII.
Hasil Analisis/Teori (Results of
Analysis/Theory)
Setelah melakukan
analisis data akan didapatkan kesimpulan dan pendapat-pendapat mengenai gejala
yang dipelajari berupa pernyataan-pernyataan yang menunjukkan relasi antar
suatu variabel dengan variabel yang lain, dan pernyataan yang menunjukkan
hakikat (the nature) atau ciri dan keadaan dari gejala yang diteliti . Hasil
analisis inilah yang kemudian menghasilkan hubungan antara variabel satu dengan
variabel lain, atau pernyataan yang sudah terbukti kebenarannya mengenai
hakikat suatu gejala yang diteliti, atau bisa disebut sebagai teori.
IX.
Representasi
(Etnografi)
Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa representasi adalah
karya ilmiah yang memaparkan kerangka pemikiran analisis, dan hasil analisia
yang telah dilakukan, yang kemudian menghasilkan kesimpuulan atau teori
tertentu, bisa dalam bentuk skripsi, tesis, artikel ilmiah, disertasi,dll.
Paradigma belum dikatakan sebagai paradigma sebeum adanya representasi.
3) SKEMA PARADIGMA
Dalam gambar yang dipaparkan dalam
artikel tersebut, dapat dijelaskan :
Unsur-unsur yang tidak selalu
eksplisit, antara lain (dari bawah ke atas) :
·
Asumsi
dasar
·
Nilai-nilai
·
Model
Unsur-unsur yang selalu eksplisit,
antara lain (dari bawah keatas) :
·
Masalah
yang ingin diteliti
·
Konsep-konsep
·
Metode
penelitian
·
Metode
analisis
·
Hasil
analisis (teori)
·
Etnografi
ü KELEBIHAN
1. Artikel yang ditulis Ahimsa Putra
tersebut sangat runtut. Semuanya ditulis dan dijelaskan secara urut dan
sistematis sehingga lebih mudah dalam memahami artikelnya.
2. Dalam artikelnya Ahimsa Putra juga
menyisipkan kutipan/pendapat-pendapat dari para tokoh terkenal sehingga
membantu kita dalam memahami isi artikel dan menambah wawasan.
3. Ahimsa Putra juga memaparkan sesuatu
dengan rinci dan jelas, seperti pada pengertian paradigma yang dijelaskan
secara detail per penggalan kalimatnya.
ü KEKURANGAN
1. Pada bagian pengantar Ahimsa Putra
hanya menjelaskan tentang paradigma menurut Khun saja dan tidak membahas lebih
lanjut Paradigma menurut tokoh lain.
2. Ada beberapa pemilihan kata-kata
yang kurang tepat dan kalimatnya yang bertele-tele sehingga terkadang sulit
untuk mengartikan maksudnya.
3. Penataan tulisannya kurang rapi dan
sedikit tidak enak dilihat.
ü KESIMPULAN
Ahimsa Putra mendefinisikan
paradigma sebagai seperangkat konsep yang berhubungan satu sama lain secara
logis membentuk sebuah kerangka pemikiran
yang berfungsi untuk memahami, menafsirkan dan menjelaskan kenyataan dan/ atau
masalah yang dihadapi.
yang berfungsi untuk memahami, menafsirkan dan menjelaskan kenyataan dan/ atau
masalah yang dihadapi.
Paradigma mempunyai unsur-unsur yang
sifatnya tidak selalu eksplisit dan unsur-unsur yang selalu eksplisit.
Unsur-unsur yang tidak selalu eksplisit antara lain, Asumsi dasar, Nilai-nilai,
Model, sedangkan unsur-unsur yang selalu eksplisit, antara lain Masalah yang
ingin diteliti, Konsep-konsep, Metode penelitian, Metode analisis, Hasil
analisis (teori), Etnografi
0 komentar:
Posting Komentar