Deskripsikan dengan bahasa anda sendiri (bukan copy paste!), dan beri
contoh tentang tentang cara-cara mengikis prasangka, yakni
(1) belajar untuk tidak membenci;
(2) membangun kontak;
(3) kategorisasi ulang;
(4) pengaruh sosial; dan
(5) cara-cara yang bersifat kognitif.
Prasangka merupakan sikap/anggapan/pandangan yang kurang baik
terhadap sesuatu hal dengan alasan yang tidak jelas bahkan belum melihat
sendiri kebenarannya, akan tetapi sudah beranggapan yang tidak baik mengenai
sesuatu tersebut.
1.
Belajar untuk tidak membenci, merupakan usaha untuk merubah pandangan tidak suka
terhadap sesuatu hal. Dengan belajar untuk mulai menerima sesuatu mulai sedikit
demi sedikit lama-lama akan mengubah pandangan kurang baik kita terhadap mereka
dan melihat kebenaran yang sesungguhnya dengan mata kepala sendiri untuk
membuktikan apakah prasangka kita ini benar atau hanya sekedar omong kosong
belaka.
Contohnya : ada prasangka mengenai agama non muslim
itu tidak baik oleh beberapa orang di Indonesia. Namun kalau kita saksikan
sendiri baik-baik sebenarnya apa yang diajarkan oleh agama mereka adalah sama
dengan yang diajarkan agama kita yaitu ajaran untuk selalu berbuat kebaikan dan
berdoa kepada Tuhan yang mereka yakini masing-masing. Tidak ada agama yang
mengajarkan keburukan dan apa yang ada dalam prasangka orang-orang selama ini
adalah salah. Oleh karena itu perlu diingat bahwa negara kita sejak awal bukan
negara Islam melainkan NKRI yang menjunjung tinggi semboyan ‘Bhinneka Tunggal
Ika’ maka Negara Indonesia sangat menjunjung tinggi toleransi antar umat
beragama, suku, dll dan kita sebagai warga Negara Indonesia yang baik dengan
tangan terbuka menerima setiap perbedaan yang ada dan menjunjung tinggi
toleransi demi kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia
2.
Membangun kontak, yang artinya kita membangun hubungan yang baik satu
sama lain. Dengan kita mulai terbuka kepada mereka, kemudian membangun dan
menjalin hubungan yang baik satu sama lain artinya kita mulai bisa menerima
mereka. Melalui kontak ini kita bisa melihat bagaimana kepribadian dan karakter
mereka yang kita prasangkai dan membuktikan apakah prasangka kita benar atau
salah sehingga kita belajar untuk tidak menilai sesuatu hal dari luarnya saja
tapi perlu kita kenali dari dalam juga.
Contohnya : ada teman saya yang dikelas terlihat cuek, sombong, dan malas
bergaul sehingga teman-temannya memiliki prasangka tidak baik mengenainya.
Namun saat saya duduk disebelahnya karena tempat duduk waktu itu dibagi acak
dan saya ajak bicara ternyata anaknya ramah dan baik. Ia bukannya sombong dan
malas bergaul hanya saja ia agak pemalu. Kami pun menjadi teman akrab. Dari situlah
saya belajar untuk tidak langsung menilai orang lain dari luar.
3.
Kategorisasi ulang atau rekategorisasi adalah mengubah batas-batas yang ada diantara
anggota-anggota in group dan anggota-anggota out groupnya. Dengan melakukan
kerja sama demi mencapai tujuan bersama, batasan-batasan diantara anggota dalam
kelompok dan luar keompok semakin menipis bahkan akan ada muncul anggapan bahwa
mereka adalah satu.
Contohnya : saat ada acara lomba Agustusan kelurahan
saya mengadakan berbagai macam lomba salah satunya lomba futsal ibu-ibu. Oleh
karena dari dusun saya kekurangan pemain, akhirnya dusun kami bekerja sama
dengan dusun sebelah sehingga membentuk tim futsal gabungan antara dusun saya
dengan dusun sebelah. Dulunya di dusun sebelah sempat terdengar rumor yang
kurang mengenakkan seperti orang-orangnya yang berbuat curang dalam berbisnis,
dan warga yang berurusan dengan polisi, sehingga dari rumor-rumor tersebut
muncul prasangka-prasangka mengenai mereka. Namun setelah melalui kerja sama
ini dapat terbukti bahwa warga disana adalah warga baik-baik dan sangat mudah
diajak berdiskusi menyusun strategi. Beruntung kami memenangkan juara 1 dan hadiahnya pun dibagi secara adil kepada
dua dusun itu. Sekarang setiap Agustusan kami selalu menggabungkan acara
lomba-lomba kami sehingga lebih meriah dan ramai pesertanya.
4.
Pengaruh sosial merupakan
pengaruh dari orang-orang sekitar mengenai pandangan mereka terhadap sesuatu
yang kita prasangkai. Pandangan mereka yang berbeda terhadap prasangka kita
dapat mengurangi prasangka kita. Kita perlu untuk melihat pandangan orang lain
terutama dari orang-orang yang kita cintai seperti keluarga, sahabat, dll
(karena mereka yang sangat berpengaruh bagi kita) mengenai sesuatu yang kita
prasangkai, sehingga lama-lama pandangan buruk kita terhadap sesuatu yang kita
prasangkai akan terpengaruh oleh padangan-pandangan mereka mengenai hal
tersebut, sehingga bila pandangan mereka terhadapa sesuatu yang kita prasangkai
itu berifat positif maka prasangka kita akan berkurang .
Contoh : saya memiliki prasangka terhadap salah satu
calon legislatif. Namun orang tua bahkan kakak saya mendukung orang tersebut
dan terkadang saya sering diberitahu kelebihan-kelebihan orang tersebut seperti
program kerjanya yang jelas, dll. Akhirnya lama-lama prasangka saya mulai
berkurang dan pandangan saya terhadap orang tersebut mulai berubah bahkan saya
termasuk yang mendukungnya maju.
5.
Cara-cara yang bersifat kognitif merupakan cara-cara yang melibatkan campur tangan
seseorang dalam mengurangi prasangka dengan memengaruhi orang tersebut dengan
memberikan pengetahuan, pengenalan, dan penafsiran terhadap prasangka/sesuatu
yang mereka prasangkai, seperti memberi motivasi kepada mereka untuk tidak
berprasangka karena prasangaka itu tidak baik, mengajari untuk tidak
berprasangka dengan tidak menilai orang dari luar, meningkatkan kesadaran mereka
untuk tidak berprasangka, dll
Contohnya : adanya seminar mengenai penyakit
HIV/AIDS yang isinya mengajak orang-orang untuk tidak membully dan melakukan
deskriminasi baik secara fisik dan mental kepada penderita HIVAIDS dan mengubah
prasangka mereka mengenai penderita HIV/AIDS karena tidak semua penderita
HIV/AIDS itu disebabkan gaya hidup mereka yang ‘nakal’.
0 komentar:
Posting Komentar