Rabu, 18 September 2019

PRASANGKA DALAM PSIKOLOGI


Deskripsikan dengan bahasa anda sendiri (bukan copy paste!), dan beri contoh tentang tentang cara-cara mengikis prasangka, yakni
 (1) belajar untuk tidak membenci;
 (2) membangun kontak;
(3) kategorisasi ulang;
(4) pengaruh sosial; dan
(5) cara-cara yang bersifat kognitif.


Prasangka merupakan sikap/anggapan/pandangan yang kurang baik terhadap sesuatu hal dengan alasan yang tidak jelas bahkan belum melihat sendiri kebenarannya, akan tetapi sudah beranggapan yang tidak baik mengenai sesuatu tersebut.

1.      Belajar untuk tidak membenci, merupakan usaha untuk merubah pandangan tidak suka terhadap sesuatu hal. Dengan belajar untuk mulai menerima sesuatu mulai sedikit demi sedikit lama-lama akan mengubah pandangan kurang baik kita terhadap mereka dan melihat kebenaran yang sesungguhnya dengan mata kepala sendiri untuk membuktikan apakah prasangka kita ini benar atau hanya sekedar omong kosong belaka.
Contohnya : ada prasangka mengenai agama non muslim itu tidak baik oleh beberapa orang di Indonesia. Namun kalau kita saksikan sendiri baik-baik sebenarnya apa yang diajarkan oleh agama mereka adalah sama dengan yang diajarkan agama kita yaitu ajaran untuk selalu berbuat kebaikan dan berdoa kepada Tuhan yang mereka yakini masing-masing. Tidak ada agama yang mengajarkan keburukan dan apa yang ada dalam prasangka orang-orang selama ini adalah salah. Oleh karena itu perlu diingat bahwa negara kita sejak awal bukan negara Islam melainkan NKRI yang menjunjung tinggi semboyan ‘Bhinneka Tunggal Ika’ maka Negara Indonesia sangat menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama, suku, dll dan kita sebagai warga Negara Indonesia yang baik dengan tangan terbuka menerima setiap perbedaan yang ada dan menjunjung tinggi toleransi demi kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia

2.      Membangun kontak, yang artinya kita membangun hubungan yang baik satu sama lain. Dengan kita mulai terbuka kepada mereka, kemudian membangun dan menjalin hubungan yang baik satu sama lain artinya kita mulai bisa menerima mereka. Melalui kontak ini kita bisa melihat bagaimana kepribadian dan karakter mereka yang kita prasangkai dan membuktikan apakah prasangka kita benar atau salah sehingga kita belajar untuk tidak menilai sesuatu hal dari luarnya saja tapi perlu kita kenali dari dalam juga.
Contohnya : ada teman saya yang  dikelas terlihat cuek, sombong, dan malas bergaul sehingga teman-temannya memiliki prasangka tidak baik mengenainya. Namun saat saya duduk disebelahnya karena tempat duduk waktu itu dibagi acak dan saya ajak bicara ternyata anaknya ramah dan baik. Ia bukannya sombong dan malas bergaul hanya saja ia agak pemalu. Kami pun menjadi teman akrab. Dari situlah saya belajar untuk tidak langsung menilai orang lain dari luar.

3.      Kategorisasi ulang atau rekategorisasi adalah mengubah batas-batas yang ada diantara anggota-anggota in group dan anggota-anggota out groupnya. Dengan melakukan kerja sama demi mencapai tujuan bersama, batasan-batasan diantara anggota dalam kelompok dan luar keompok semakin menipis bahkan akan ada muncul anggapan bahwa mereka adalah satu.
Contohnya : saat ada acara lomba Agustusan kelurahan saya mengadakan berbagai macam lomba salah satunya lomba futsal ibu-ibu. Oleh karena dari dusun saya kekurangan pemain, akhirnya dusun kami bekerja sama dengan dusun sebelah sehingga membentuk tim futsal gabungan antara dusun saya dengan dusun sebelah. Dulunya di dusun sebelah sempat terdengar rumor yang kurang mengenakkan seperti orang-orangnya yang berbuat curang dalam berbisnis, dan warga yang berurusan dengan polisi, sehingga dari rumor-rumor tersebut muncul prasangka-prasangka mengenai mereka. Namun setelah melalui kerja sama ini dapat terbukti bahwa warga disana adalah warga baik-baik dan sangat mudah diajak berdiskusi menyusun strategi. Beruntung kami memenangkan juara  1 dan hadiahnya pun dibagi secara adil kepada dua dusun itu. Sekarang setiap Agustusan kami selalu menggabungkan acara lomba-lomba kami sehingga lebih meriah dan ramai pesertanya.

4.      Pengaruh sosial  merupakan pengaruh dari orang-orang sekitar mengenai pandangan mereka terhadap sesuatu yang kita prasangkai. Pandangan mereka yang berbeda terhadap prasangka kita dapat mengurangi prasangka kita. Kita perlu untuk melihat pandangan orang lain terutama dari orang-orang yang kita cintai seperti keluarga, sahabat, dll (karena mereka yang sangat berpengaruh bagi kita) mengenai sesuatu yang kita prasangkai, sehingga lama-lama pandangan buruk kita terhadap sesuatu yang kita prasangkai akan terpengaruh oleh padangan-pandangan mereka mengenai hal tersebut, sehingga bila pandangan mereka terhadapa sesuatu yang kita prasangkai itu berifat positif maka prasangka kita akan berkurang .
Contoh : saya memiliki prasangka terhadap salah satu calon legislatif. Namun orang tua bahkan kakak saya mendukung orang tersebut dan terkadang saya sering diberitahu kelebihan-kelebihan orang tersebut seperti program kerjanya yang jelas, dll. Akhirnya lama-lama prasangka saya mulai berkurang dan pandangan saya terhadap orang tersebut mulai berubah bahkan saya termasuk yang mendukungnya maju.

5.      Cara-cara yang bersifat kognitif merupakan cara-cara yang melibatkan campur tangan seseorang dalam mengurangi prasangka dengan memengaruhi orang tersebut dengan memberikan pengetahuan, pengenalan, dan penafsiran terhadap prasangka/sesuatu yang mereka prasangkai, seperti memberi motivasi kepada mereka untuk tidak berprasangka karena prasangaka itu tidak baik, mengajari untuk tidak berprasangka dengan tidak menilai orang dari luar, meningkatkan kesadaran mereka untuk tidak berprasangka, dll
Contohnya : adanya seminar mengenai penyakit HIV/AIDS yang isinya mengajak orang-orang untuk tidak membully dan melakukan deskriminasi baik secara fisik dan mental kepada penderita HIVAIDS dan mengubah prasangka mereka mengenai penderita HIV/AIDS karena tidak semua penderita HIV/AIDS itu disebabkan gaya hidup mereka yang ‘nakal’.



0 komentar:

Posting Komentar