Rabu, 18 September 2019

KULIAH LAPANGAN : ANALISIS BATIK


TUGAS LAPANGAN : MENGANALISIS BUDAYA BATIK BERDASARKAN TEORI DAN DINAMIKA KEBUDAYAAN
KELOMPOK 12 ( ANTROPOLOGI 13 F1)

ANGGOTA : 1. DWI DIAN ANGGRAENI (18081081)
                        2. MARIA FINA br SARAGI TINAMBUNAN (18081154)
                       4. AMALIAN DESARLI LUMAMULY (18081033)



·         TEORI KEBUDAYAAN
Berikut beberapa teori kebudayaan dari berbagai sumber :

1.      Teori Fungsional Kebudayaan ( Bronislaw Malinowski (1884-1942)
bahwa segala aktivitas kebudayaan itu sebenarnya bermaksud memuaskan suatu rangkaian dari sejumlah kebutuhan naluri mahluk manusia yang berhubungan dengan seluruh kehidupannya. Kebutuhan itu meliputi kebutuhan biologis maupun skunder, kebutuhan mendasar yang muncul dari perkembangan kebudayaan itu sendiri.

2.      Teori Strukturalisme Kebudayaan ( Levi-Strauss)
Levi-Strauss memandang bahwa apa yang ada di dalam kebudayaan atau perilaku
manusia tidak pernah lepas dari apa yang terefleksikan dalam bahasa yang digunakan. Oleh karena itu akan terdapat kesamaan konsep antara bahasa dan budaya manusia. Singkatnya Levi-Strauss berkeyakinan bahwa untuk mempelajari kebudayaan atau perilaku suatu masyarakat dapat dilakukan melalui bahasa.

Kami mengambil batik sebagai salah satu contoh objek kebudayaan. Kami pun melakukan wawancara pada salah satu narasumber Bapak Iham Taufik. Berikut wawancaranya :

Ø  “ Bagi bapak sendiri apa tujuan bapak menjual batik-batik ini ?”
“ Selain sebagai mata pencaharian, juga sebagai bentuk pelestarian budaya batik di Jogja”
Ø  “ Mengapa Bapak memilih menjual Batik sebagai mata pencaharian Bapak ? “
“ Karena ini warisan turun-temurun, ditambah di Jogja Batik sudah berkembang pesat dan banyak peminatnya saat itu.”

Dari hasil analisis kami, kami menyimpulkan bahwa batik termasuk dalam bentuk teori fungsional kebudayaan yang dikemukakan oleh Malinowski. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya penjual-penjual batik di sepanjang Jalan Malioboro karena selain bertujuan bentuk pelestarian budaya Yogyakarta juga sebagai mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan hidup

·         DINAMIKA KEBUDAYAAN

Budaya sebagai hasil dari pikiran dan akal budi bersifat dinamis, artinya selalu bergerak mengalami perubahan dan perkembangan dari zaman ke zaman untuk memenuhi kebutuhan manusia yang juga mengalami perkembangan. Dinamika kebudayaan ini ada yang terjadi secara lambat ataupun cepat.  Dalam dinamika kebudayan manusia atau individu sangat berperan penting dalam memicu terjadinya perubahan. Selain itu terjadinya perubahan kebudayaan ini juga dipicu oleh faktor internal dan eksternal antara lain :
Ø  Internal  :
1.      Penduduk
2.      Teknologi
3.      Ekonomi
4.      Konfik
5.      Pemberontakan atau Revolusi

Ø  Eksternal :
1.      Alam
2.      Perpaduan atau percampuran kebudayaan
3.      Difusi

Dalam antropologi dinamika kebudayaan berlangsung dalam beberapa proses yaitu evolusi, difusi, asimilasi, inovasi.

1.      Evolusi
Evolusi merupakan bentuk perubahan kebudayaan dari bentuk yang sederhana yang semakin lama menjadi lebih kompleks.
2.      Difusi
Proses penyebaran kebudayaan melalui perpindahan bangsa-bangsa. Kebudayaan tersebar dikarenakan terbawa oleh bangsa-bangsa yang melakukan migrasi.
3.      Asimilasi
Proses perpaduan dua kebudayaan atau lebih yang lambat laun akan berubah menjadi kebudayaan baru dan menghilangkan corak asli kebudayaan lama.
4.      Inovasi
Menurut Koentjaraningrat, inovasi adalah suatu proses perubahan kebudayaan yang tidak terjadi karena adanya pengaruh langsung dari unsur-unsur kebudayaan asing, tetapi karena di dalam kebudayaan itu sendiri terjadi pembaruan yang mengalami penggunaan sumber-sumber alam, energi, dan modal, pengaturan tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semuanya akan menyebabkan dihasilkannya produk baru.

Saat teman-teman kelompok saya menganalisis mengenai batik di daerah Malioboro, kami mendatangi salah satu narasumber disana, Bapak Ilham Taufik yang merupakan penjual batik di daerah Malioboro. Berikut hasil wawancaranya :

Ø  “Menurut Bapak, bagaimana perubahan atau perkembangan batik dari zaman ke zaman ?”
“Desain batik jadi lebih modern, dan saat ini tidak hanya digunakan pada acara-acara formal saja, untuk santai pun bisa, walaupun saya sudah lama menjual batik tapi saya merasa perkembangannya cepat sekali.”
Ø  “Apa yang mempengaruhi perkembangan batik baik dari dalam maupun luar ?”
“Para pendatang, karena di Jogja banyak pendatang baru baik dalam maupun luar negeri jadi lama-lama budaya asli sini nyampur sama budaya mereka.”
Ø  Menurut bapak bagaimana penyebaran batik saat ini ?
“Saat ini batik tidak hanya dikenal di Indonesia saja khususnya Jogja, tetapi juga sekarang sudah dikenal di seluruh dunia, sudah go-international.”

Dari hasil wawancara tadi dapat disimpulkan bahwa batik sebagai sebuah kebudayaan mengalami dinamika ( perubahan ). Batik mengalami perkembangan yang cukup cepat sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang terus bergerak mengikuti zaman. Adapun faktor dominan yang mempengaruhi perkembangan batik di Jogja adalah faktor internal yakni penduduk baik penduduk asli, luar, maupun mancanegara. Setelah dianalisis Batik Jogja mengalami beberapa proses dalam dinamika kebudayaan, yakni:

1.      Evolusi
Dapat dilihat dari awal mula bentuk batik yang hanya berupa kain ( Jarik ) lama kelamaan bentuknya semakin rumit dan beragam, misalnya desain baju, tas, sepatu,dll. Hal ini juga terjadi pada motif batik yang semakin lama semakin beraneka ragam bahkan sekarang yang sedang cukup trend yaitu baju batik yang menggabungkan beberapa motif berbeda dengan warna yang berbeda pula.
2.      Difusi
Dapat dilihat dari banyaknya pendatang baru di Jogja bahkan banyak yang dari luar negeri sehingga hal ini dapat semakin memperkenalkan batik ke dunia internasional
3.      Asimilasi
Banyaknya pendatang baru di Jogja yang datang dari berbagai latar kebudayaan, dan interaksi sehari-hari dengan mereka mengakibatkan terjadinya perpaduan budaya.
4.      Inovasi
Perkembangan zaman dan meningkatnya daya saing semakin menuntut para pembatik untuk lebih kreatif menciptakan produk-produk baru berkualitas tinggi, ditambah saat ini sudah banyak alat-alat yang memudahkan dalam proses membatik seperti cap, printing, dll.

Foto kami dengan Bapak Ilham Taufik salah satu penjual batik di Malioboro

0 komentar:

Posting Komentar